Algoritma Lyzenga: Metode Klasik untuk Menentukan Kedalaman Perairan dari Citra Satelit

Algoritma Lyzenga

Salah satu tantangan besar dalam memetakan daerah pesisir dan perairan dangkal adalah mendapatkan data kedalaman laut secara cepat dan hemat biaya. Metode langsung seperti echo sounding memang cukup tepat, tetapi memerlukan biaya besar serta waktu yang lama. Untuk mengatasi hal ini, para ilmuwan mencoba metode lain berdasarkan gambar dari satelit, salah satunya adalah Algoritma Lyzenga.

Algoritma Lyzenga digunakan untuk memperkirakan kedalaman perairan dangkal berdasarkan pantulan cahaya dari dasar laut yang terekam oleh sensor satelit. Metode ini menjadi dasar bagi banyak teknik modern Satellite-Derived Bathymetry (SDB).

📘 Apa itu Algoritma Lyzenga?

Algoritma Lyzenga (atau Lyzenga’s Bathymetric Algorithm) adalah metode analisis yang digunakan untuk memperkirakan kedalaman perairan dangkal (shallow water) dengan memanfaatkan pantulan cahaya (reflektansi) dari dasar laut yang terekam oleh sensor satelit.

Algoritma ini pertama kali diperkenalkan oleh David R. Lyzenga pada tahun 1978, dan menjadi dasar banyak metode Satellite-Derived Bathymetry (SDB) modern.

Ketika cahaya matahari menembus air laut, sebagian dari energi cahaya diserap dan sebagian lainnya dipantulkan kembali ke permukaan. Semakin dalam perairan, semakin sedikit cahaya yang dapat kembali ke sensor satelit. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan hukum eksponensial atenuasi cahaya.

Secara sederhana, hubungan antara reflektansi dan kedalaman dapat dinyatakan sebagai:

Rumus Algoritma Lyzenga

di mana:

  • Li = Nilai Reflektan Band Biru
  • Lj = Nilai Reflektan Band Hijau
  • Ki/Kj = Rasio Koefisien Atenuasi Band Biru dan Hijau

Rumus ini menghasilkan band baru berdasarkan dua band citra untuk menampakkan variasi tutupan dasar perairan, sehingga menghasilkan tiga citra baru yang merupakan gabungan kanal saluran biru-hijau, hijau-merah, dan merah-biru.

🔍 Langkah-Langkah Umum Penerapan

  1. Persiapan Data Citra — unduh citra satelit seperti Landsat 8, Sentinel, atau SPOT.
  2. Koreksi Geometrik dan Atmosferik.
  3. Tentukan nilai Slope (m) atau Koefisien Korelasi (R).
  4. Hitung Indeks Lyzenga.
  5. Visualisasi hasil.

⚙️ Contoh Aplikasi Penggunaan Algoritma Lyzenga

  • Pemetaan terumbu karang dan habitat laut dangkal.
  • Analisis perubahan garis pantai.
  • Pemodelan ekosistem pesisir.
  • Survei awal untuk pembangunan pelabuhan atau wisata bahari.

Algoritma Lyzenga merupakan metode klasik namun masih sangat relevan untuk estimasi batimetri dangkal dari citra satelit. Dengan kalibrasi yang baik dan kondisi perairan yang sesuai, algoritma ini mampu memberikan informasi kedalaman yang cepat, murah, dan akurat untuk berbagai aplikasi kelautan.

💙 Dukung Kami

Dukungan teman-teman akan membuat kami lebih semangat berbagi data, artikel, dan tutorial lainnya. Terima kasih banyak 🙏

Posting Komentar

0 Komentar