Pasang surut laut adalah naik turunnya permukaan air laut yang terjadi secara periodik akibat pengaruh gaya gravitasi Bulan dan Matahari terhadap Bumi. Fenomena ini sangat penting untuk berbagai kegiatan kelautan seperti pelabuhan, perikanan, hingga penelitian oseanografi.
Namun tahukah kamu bahwa pasang surut tidak sama di setiap tempat? Di dunia ini, dikenal beberapa tipe pasang surut yang berbeda-beda tergantung dari posisi geografis dan interaksi antara gaya tarik gravitasi serta rotasi Bumi. Berikut penjelasannya:
(Sumber: Wyrtki 1961, Anugerah 1987, dan Ramdhan 2011)
1. Pasang Surut Harian Tunggal (Diurnal Tide)
Dalam satu hari (24 jam) hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Artinya, air laut hanya naik sekali dan turun sekali setiap hari.
Ciri-ciri:
- Satu kali pasang dan satu kali surut setiap 24 jam.
- Perbedaan tinggi muka air antara pasang dan surut cukup besar.
Contoh lokasi di Indonesia:
- Ambon dan sekitarnya (Maluku)
- Sorong (Papua Barat Daya)
- Teluk Cendrawasih (Papua)
Penyebab utama: Wilayah dengan lintang tinggi memiliki perbedaan gaya gravitasi Bulan yang signifikan terhadap massa air laut, sehingga membentuk pola tunggal.
2. Pasang Surut Harian Ganda (Semidiurnal Tide)
Jenis ini paling umum ditemukan di dunia. Dalam 24 jam, terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan ketinggian yang relatif sama.
Ciri-ciri:
- Dua kali pasang dan dua kali surut setiap hari.
- Jarak waktu antar pasang sekitar 12 jam 25 menit.
- Ditemukan di pantai timur Amerika, Eropa Barat, dan sebagian besar Samudra Atlantik.
Penyebab: Posisi wilayah yang lebih dekat ke ekuator membuat pengaruh gaya tarik Bulan dan Matahari seimbang, sehingga menghasilkan pola ganda yang teratur.
3. Pasang Surut Campuran (Mixed Tide)
Tipe ini merupakan gabungan antara pasang surut harian tunggal dan ganda. Dalam satu hari bisa terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, namun tinggi permukaannya tidak sama.
Pasang surut campuran dibagi lagi menjadi dua jenis:
🔹 a. Campuran Dominan Ganda (Mixed Semidiurnal Tide)
Lebih menyerupai pola harian ganda, tetapi tinggi muka air antara dua pasang atau dua surut tidak sama.
Contoh lokasi di Indonesia:
- Perairan Jakarta dan Laut Jawa bagian barat
- Selat Makassar bagian utara
- Perairan Selat Sunda
🔸 b. Campuran Dominan Tunggal (Mixed Diurnal Tide)
Lebih menyerupai pola harian tunggal, tetapi sesekali muncul dua kali pasang atau surut dengan tinggi berbeda.
Contoh lokasi di Indonesia:
- Laut Banda
- Laut Flores bagian timur
- Teluk Toli-Toli (Sulawesi Tengah)
Tipe campuran ini adalah yang paling banyak ditemukan di Indonesia karena bentuk kepulauan dan dasar laut yang kompleks serta letak geografis yang berada di wilayah tropis.
Nilai Formzahl (F)
Secara statistik, tipe pasang surut dapat ditentukan dengan Nilai Formzahl (F). Nilai ini menunjukkan perbandingan antara komponen harian dan setengah harian dari pasang surut.
💡 Rumus Formzahl:
F = (O₁ + K₁) / (M₂ + S₂)
Keterangan:
- O₁ = amplitudo komponen diurnal utama (bulan tunggal)
- K₁ = amplitudo komponen diurnal utama (campuran bulan dan matahari)
- M₂ = amplitudo komponen semidiurnal utama (bulan ganda)
- S₂ = amplitudo komponen semidiurnal utama (matahari ganda)
📊 Kategori Nilai Formzahl:
| Nilai F | Kategori Tipe Pasang Surut | Keterangan |
|---|---|---|
| F > 3,0 | Harian Tunggal (Diurnal Tide) | Terjadi 1 kali pasang dan 1 kali surut per hari |
| 1,5 < F ≤ 3,0 | Campuran Dominan Tunggal (Mixed Diurnal Tide) | Pola mirip harian tunggal, tapi kadang muncul dua kali pasang/surut |
| 0,25 < F ≤ 1,5 | Campuran Dominan Ganda (Mixed Semidiurnal Tide) | Pola mirip harian ganda, tapi tinggi muka air tidak sama |
| F ≤ 0,25 | Harian Ganda (Semidiurnal Tide) | Terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut per hari dengan tinggi hampir sama |
Dengan mengetahui nilai F, para peneliti atau pelaut dapat menentukan jenis pasang surut di suatu lokasi tanpa hanya mengandalkan pengamatan visual.
Untuk mendapatkan nilai komponen utama dapat digunakan metode Admiralty maupun Least Square. Jika ingin menganalisa pasang surut dengan metode Least Square secara mudah, bisa klik di sini. Untuk membaca artikel perbandingan metode Admiralty dan Least Square (UTIDE), klik di sini.
💙 Dukung Kami
- 📸 Instagram: @segaragis.id
- 🎵 TikTok: @segaragis
- ▶️ YouTube: segaragis Channel
Dukungan teman-teman akan membuat kami lebih semangat berbagi data, artikel, dan tutorial lainnya. Terima kasih banyak 🙏
0 Komentar